"I AM BATAKNESE"
fuhh.. entah kenapa saat ini tiba2 aku kangen ama ke-batak-an ku.. apalagi setelah aku membaca-baca blog tentang tanobatak. makin merembes ke blog2 batak lainnya, n terdengarlah musik batak itu.. (musik yang sudah lama banget tidak kudengarkan). kubuka pula website simanjuntak, dan terdengarlah lagu yang judulnya 'great simanjuntak'. aku jadi kangen.. kangen kampung halaman, mendengarkan pembicaraan batak, melihat acara2 batak, "manortor". hiks..
aku tak tau apa blog ku kali ini bakal menuai komentar dari banyak orang atau tidak..
actually, aku bangga banget jadi orang batak. dengan bangga setiap orang yang bertanya padaku mengenai status wajahku (bukan bermaksud menyombong), dengan sigap dan bangga akan kujawab mereka "AKU BATAK ASLI". tapi entah kenapa akhir2 ini aku agak malas memikirkan mengenai adat budaya itu. jujur.. aku merasa banyak diribetkan oleh adat-adat di batak (tarombo, pernikahan, adat2 laen). sampe aku n teman2ku berdebat mengenai sesuatu ttg batak, n akhirnya aku mengalah krn aku sendiri yang berpendapat beda ( n sebenarnya pendapatku itu emg bertentangan bgt!! haha). aku tak tau kenapa pikiranku berubah begini, sepertinya ini baru saja terjadi sejak beberapa bulan lalu. i don't know.. padahal dulu aku sangat menghormati dan mentaati apa yang kuketahui mengenai adat2 batak (apa yang dilarang atau dianjurkan), tapi sekarang bagiku itu semua seperti hampir sudah musnah. malah, aku pengen bgt jika suatu saat aku menikah nanti tidak usah pake acara adat, cukup pemberkatan di gereja dan resepsi saja. LOL.
oh my God.. salahkah ini??? apakah karena sudah cukup lama tinggal di daerah jawa membuat pikiranku seperti ini? membuat aku tidak mau terlalu memikirkan norma2 di adat batak itu?? fiuuhhh.. oh tidak.. itu tidak mungkin.
Bagaimanapun juga aku tetap seorang gadis batak, walau dengan berbagai pikiran aneh yang sedang berkecamuk di dalam otakku. aku akan bangga setiap saat mengakuinya.
maaf ya mungkin blog ku ini menyakiti hati saudara2ku, tapi aku gak bermaksud demikian, aku hanya pengen share, dan meminta opini dari saudara sekalian agar pikiranku bisa lurus kembali. hehe.. berikanlah tanggapan untuk kegalauan hatiku.. =)
thanx.
3 Komentar:
@Devi Borjun
Pengakuan jujur itu lebih baik daripada tampil gagah-gagahan. Saya "Batak" tapi, tindak-tanduk sering salah kaprah. Seolah-olah ke-Batak-an, identik dengan semua kesemrawutan, kekerasan, kebringasan. Padahal, Batak yang sebenarnya, penuh kelemahlembutan, demokratis, speak out, bertanggungjawab.
So, siapa yang tidak bangga jadi Batak?
Soal adat, itu dinamis. Tetapi untuk mengatakan aku kawin tanpa pesta adat, akan menempatkan kita dan keluarga (ayah, ibu dan sodara-sodara) sebagai orang yang tidak memahami hakekat budaya sebagai nilai-nilai.
Kekecewaanmu terhadap adat Batak, belum beralasan. Sebab, pengalaman empirikmu tentang adat itu sendiri dapat saya pastikan belum pada posisi untuk melakukan penilaian "baik" atau "buruknya" adat Batak.
Saya mau usulkan, pelajari dulu nuansa adat Batak itu, lalu membuat kesimpulan.
Eksistensi seseorang akan sangat ditentukan, sekuat apa dia memiliki dasar berpijak. Sebagai putri Batak, jangan sampai tercerabut dari akarmu. Semoga.
Horas
kejenuhan bisa saja terjadi pada beberapa hal yg dianggap penting, dan itu wajar2 saja.
Namun jika sesuatu dilakukan dgn sungguh2, pasti akan mengembalikan prisip yg dulu.
seperti umpasa berikut ini:
"Habang pidong sibigo, paihut-ihut bulan,
Saluhut angka na tapangido, sai tibu ma dipasaut Tuhan"
Botima!!
Salam kenal ito
Horas.
itoku..
mengapa engkau jenuh, dan menjadi pergumulanmu..
aku yang belum memahami benaget adat batak, tapi aku merasa itu sangat penting..
kita pikir aja ke depannya
buat orang tua kita, buat family kita, buat kerabat kita..
itulah warisan nenek moyang kita
ga susah kok jalanin adat batak itu.. selama kita masih mencintai kebatakan kita..
hehehe..
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda