Kapan Tuhan???
Kita semua menginginkan hal-hal baik terjadi dalam hidup kita, tapi terlalu sering kita menginginkannya saat ini juga, bukan nanti. Jika tidak terjadi seperti itu, kita sering tergoda untuk bertanya, "Kapan Tuhan? Kapan?" Kebanyakan dari kita perlu bertumbuh untuk belajar mempercayai Tuhan dibanding berfokus pada pertanyaan "kapan".
Jika Anda kehilangan sukacita dan damai sejahtera, itu berarti Anda belum cukup mempercayai Tuhan. Jika pikiran Anda kuatir setiap waktu, Anda belum cukup mempercayai Tuhan. Kecenderungan untuk mengetahui dan mengerti tentang segala sesuatu yang sedang terjadi dapat merugikan pertumbuhan iman Anda. Kadangkala mengetahui segala sesuatu dapat menjadi tidak nyaman, bahkan dapat menyakiti Anda. Saya menghabiskan sebagian besar hidup saya menjadi orang yang tidak sabar, frustasi, dan kecewa, karena ada hal-hal yang tidak saya tahu. Tuhan harus mengajar saya untuk membiarkan hal-hal itu dan berhenti merasa bahwa saya harus tahu segalanya. Saya akhirnya belajar untuk mempercayai Satu-satunya yang mengetahui segalanya dan belajar menerima bahwa beberapa pertanyaan mungkin akan tetap tidak pernah terjawab. Kita membuktikan kepercayaan kita kepadaNya ketika kita menolak untuk kuatir.
Tuhan mau kita hidup dengan bijaksana, dengan pengetahuan yang dibukakan oleh Tuhan, bukan pengetahuan 100% logika. Sulit untuk melatih kebijaksanaan jika Anda selalu berusaha mengerti segalanya. Tapi jika Anda mau berkata, "Tuhan, saya tidak bisa mengerti tentang ini, jadi saya akan mempercayai Engkau untuk membukakan pengertian yang akan membebaskan saya." Lalu Anda bisa tetap merasa nyaman meskipun Anda tidak mengerti segalanya. Mempercayai Tuhan sepenuhnya kadangkala membutuhkan ketidaktahuan kita akan bagaimana Tuhan akan melakukan hal-hal yang perlu dilakukan dalam hidup kita dan ketidaktahuan kita akan kapan Dia akan melakukannya. Kita sering mengatakan Tuhan tidak pernah terlambat, tapi secara umum Dia juga tidak akan terlalu awal. Kenapa? Karena Dia menggunakan waktu menunggu itu untuk melatih iman kita kepadaNya dan untuk membawa perubahan serta pertumbuhan dalam hidup kita.
Menunggu Dengan Sabar
Kita menghabiskan banyak waktu dalam hidup kita untuk menunggu karena perubahan adalah sebuah proses. Banyak orang mau berubah, tapi mereka tidak mau melalui proses menunggu. Tapi sebenarnya, menunggu itu adalah sebuah karunia, kita semua pasti akan menunggu. Tapi pertanyaannya, apakah kita akan menunggu dengan cara yang salah atau yang benar? Jika kita menunggu dengan cara yang salah, kita akan sengsara, namun jika kita memutuskan untuk menunggu dengan cara Tuhan, kita dapat menjadi sabar dan menikmati proses menunggu.
Itu memang membutuhkan latihan, tapi jika kita membiarkan Tuhan menolong kita dalam setiap situasi, kita akan mengembangkan kesabaran, yang adalah salah satu buah Roh (Gal 5:22). Kesabaran hanya berkembang di dalam pencobaan, jadi kita seharusnya tidak lari dari situasi-situasi yang sulit. "Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." (Yakobus 1:4). Seiring dengan kita mengembangkan kesabaran, Alkitab mengatakan kita akan merasa puas dan tak kekurangan apapun. Bahkan hubungan kita dengan Tuhan juga melibatkan perubahan yang progresif.
Hubungan saya dengan Tuhan saat ini sudah berbeda dibanding saat-saat awal saya menjadi Kristen. Mungkin tidak terlalu emosional, tapi lebih baik. Setiap perubahan yang saya alami menjadikan saya lebih dewasa dan lebih teguh. Kita belajar mempercayai Tuhan melalui banyak pengalaman yang membutuhkan iman. Dengan mengalami kesetiaanNya berkali-kali, kita melepaskan keyakinan kita pada diri sendiri dan menumbuhkan kepercayaan kita kepadaNya. Perhatikan ini, waktu memainkan peranan penting dalam proses kita untuk belajar mempercayai Tuhan. Jika Dia melakukan semua yang kita minta dengan segera, kita tidak akan pernah bertumbuh dan berkembang. Waktu dan iman bekerja bersamaan.
Menerima Waktu Tuhan
Tuhan memberi kita harapan dan mimpi akan beberapa hal untuk terjadi dalam hidup kita, tapi Dia tidak selalu mengijinkan kita untuk melihat waktu yang tepat dari rencanaNya. Meskipun ini membuat kita frustasi, tidak mengetahui waktu yang tepat seringkali malah menjaga kita tetap berada dalam program. Ada saat-saat dimana kita mungkin akan menyerah jika kita tahu berapa lama kita akan menjalani sesuatu, tapi saat kita menerima waktu Tuhan, kita dapat belajar untuk hidup dalam harapan dan menikmati kehidupan sementara Tuhan bekerja melalui masalah-masalah kita. Kita tahu bahwa rencana Tuhan untuk hidup kita itu baik, dan saat kita mempercayakan diri kita kepadaNya, kita dapat mengalami damai sejahtera dan kebahagiaan.
Kitab Kejadian menceritakan tentang kisah Yusuf, yang menunggu selama bertahun-tahun untuk penggenapan mimpi yang Tuhan berikan padanya. Dia telah dituduh dan dipenjara sebelum waktunya tiba bagi dia untuk melakukan apa yang Tuhan ingin dia lakukan. Kitab Keluaran 13:17-18 mengatakan bahwa Tuhan memimpin bangsa Israel lewat jalan yang lebih sulit dan lebih lama ke tanah perjanjian karena Dia tahu mereka belum siap memasukinya. Harus ada waktu untuk melatih mereka. Mereka membuang banyak waktu memikirkan tentang waktu Tuhan, tapi Dia tidak pernah gagal untuk menunjukkan apa yang sebenarnya Dia ingin mereka lakukan. Hal yang sama berlaku juga dalam hidup kita.
Belajar Bersandar Sepenuhnya Pada Tuhan
Amsal 16:9 mengatakan, "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya." Amsal 20:24 mengatakan, "Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya?" Saat Tuhan mengarahkan jalan kita, Dia kadang memimpin kita dengan cara-cara yang sepertinya tidak masuk akal bagi kita , jadi kita tidak akan mengerti semuanya. Jika kita berusaha mengerti segalanya, kita akan mengalami pergumulan, kebingungan, dan penderitaan yang tidak perlu. Amsal 3:5-6 mengatakan, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Ini sebenarnya sederhana, tapi masih ada banyak orang yang melakukan kesalahan dengan mencoba memahami segala sesuatunya dengan usaha mereka sendiri.
Kebanyakan dari kita menghabiskan hidup kita dengan mengandalkan diri kita sendiri, tapi saat kita menerima Yesus sebagai Juru Selamat, kita harus belajar mempercayakan hidup kita kepadaNya. Saat kita melakukannya, kita akan bisa berkata seperti di dalam Mazmur 31:15, "...KepadaMu aku percaya, ya Tuhan, aku berkata "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tanganMu..." Kerendahan hati kita menarik turun pertolongan Tuhan dalam hidup kita untuk melindungi kita. "Waktu menunggu" adalah waktu Tuhan, saat Tuhan tahu kita siap, bukan saat kita berpikir bahwa kita siap. Semakin cepat kita mengerti akan hal ini dan menerimanya, semakin cepat Tuhan dapat mengerjakan rencanaNya dalam hidup kita.
Dari Waktu Menabur Sampai Panen
Pengkotbah 3:1 mengatakan, "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." Ini membuat kita tahu bahwa kita semua tidak hidup di masa yang sama pada waktu yang bersamaan. Anda tidak seharusnya iri pada orang yang sedang menikmati panennya sementara Anda masih dalam musim menanam. Ingatlah, mereka juga sudah melalui musim menanam seperti Anda juga. Jadi, melihat hasil yang sedang mereka nikmati sekarang seharusnya menjadi suatu dorongan semangat bagi Anda. Waktu untuk menabur mewakili proses kita untuk belajar mengerti kehendak Tuhan. Setiap kali kita memilih kehendak Tuhan dibanding kehendak kita sendiri, kita sedang menabur benih yang baik, yang nantinya akan menjadi hasil panen yang baik pula dalam hidup kita.
Jiwa Anda adalah pikiran, kehendak, dan emosi Anda. Saat FirmanNya mulai berakar di sana dan mulai mengubah pikiran Anda, itu akan mulai menyembuhkan emosi Anda dan mengubah kecenderungan untuk melakukan kehendak Anda sendiri menjadi melakukan kehendakNya. Di antara waktu menabur dan waktu panen adalah waktu menunggu. Setelah benih ditanam, panas, kelembaban, dan tekanan dari tanah akhirnya akan membuat lapisan kulit pecah. Lalu akar-akar mulai bertumbuh ke bawah, menggali jalan mereka menembus lapisan-lapisan tanah. Ini membutuhkan waktu. Di atas tanah, Anda tidak bisa melihat sesuatu terjadi, kelihatannya tidak ada perubahan apapun. Setelah kita menanam benih ketaatan, kita tidak merasa sesuatu sedang terjadi tapi ada perubahan yang terjadi di dalam yang tidak bisa kita lihat. Dan seperti benih itu yang akhirnya nanti akan tumbuh ke atas dengan daun-daun yang hijau, benih ketaatan kita pada akhirnya nanti akan tumbuh dan memanifestasikan Tuhan dalam hidup kita.
Ketika musim panen tiba, keinginan hati Anda akan mulai terwujud, halangan-halangan terlewati, dan Anda melihat impian Anda menjadi nyata. Anda melihat anak-anak Anda berubah dan keluarga Anda diselamatkan. Kemakmuran, perkenanan, promosi, kehormatan, dan semua hal baik akan datang dan dapat terlihat nyata. Di musim panen, lebih dari sebelumnya, Anda mendengar dari Tuhan, menikmati hadiratNya, dan dipimpin oleh Roh Kudus. Berkat-berkat mulai mengikuti Anda, sukacita dan damai sejahtera menjadi mood normal Anda.
Apakah Anda sudah lelah menunggu musim panen dalam hidup Anda? Apakah Anda frustasi, menangis, dan bertanya, "Kapan Tuhan? Kapan?" Anda perlu mengerti bahwa waktu Tuhan seringkali berupa misteri. Tuhan tidak melakukan hal-hal sesuai jadwal kita. Namun Dia tidak pernah terlambat, sepeti dikatakan dalam Habakuk 2:3, "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." Tuhan membuat hal-hal terjadi pada waktu yang benar-benar tepat! Bagian Anda adalah bukan menebak-nebak kapan waktunya, tapi untuk menguasai pikiran Anda sehingga Anda tidak menyerah sampai Anda mencapai garis finish dan hidup dalam berkat-berkat Tuhan!
Semakin Anda mempercayai Tuhan dan tetap berfokus kepadaNya, semakin berarti kehidupan yang Anda miliki. Mempercayai Tuhan membawa kehidupan, mempercayai membawa istirahat. Jadi berhenti mencoba mengerti tentang segala sesuatu dan biarlah Dia benar-benar menjadi Tuhan dalam hidup Anda.
sumber: www.jawaban.com
1 Komentar:
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, sebab segala sesuatu indah pada waktunya...
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda